Apa itu survei sampel
Ada dua jenis survei statistik: pencacahan lengkap, di mana seluruh populasi disurvei, dan survei pengambilan sampel, di mana sampel diambil dari populasi dan karakteristik populasi diperkirakan secara statistik. Di bawah ini adalah beberapa contoh enumerasi lengkap dan survei sampling.
- Pencacahan lengkap
- Sensus
- Survei pengambilan sampel
- Jajak pendapat publik
- Survei sosial
Karena pencacahan lengkap melibatkan survei seluruh populasi, seringkali tidak mungkin dilakukan karena masalah biaya, waktu, dan tenaga kerja. Misalnya, dalam penelitian psikologis, karena seluruh populasi manusia adalah targetnya, maka pencacahan lengkap tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, dalam banyak kasus, survei sampling digunakan.
Karena survei sampling dilakukan pada sebagian populasi yang dipilih, hasil survei sampling tunduk pada kesalahan dari nilai populasi, yaitu nilai yang sebenarnya. Kesalahan ini disebut kesalahan pengambilan sampel. Kesalahan pengambilan sampel dinyatakan sebagai ukuran rentang variasi probabilistik. Untuk mendapatkan hasil estimasi survei sampling yang akurat, penting untuk meminimalkan kesalahan sampling, yaitu memilih sampel yang merupakan kontraksi bersih dari populasi.
Metode pengambilan sampel
Ada beberapa metode pengambilan sampel. Dalam artikel ini, saya akan memperkenalkan metode pengambilan sampel berikut ini.
- Pengambilan sampel acak sederhana
- Pengambilan sampel bertingkat
- Pengambilan sampel klaster
- Pengambilan sampel multi-tahap
Pengambilan sampel acak sederhana
Pengambilan sampel acak sederhana adalah metode pengambilan sampel dari suatu populasi dengan menggunakan tabel angka acak dan merupakan metode pemilihan sampel yang paling dasar. Meskipun pengambilan sampel acak sederhana mudah untuk diambil sampelnya, namun akan sulit untuk memilih sampel yang benar-benar acak jika populasinya cukup besar untuk mencerminkan sifat populasi.
Pengambilan sampel bertingkat
Pengambilan sampel bertingkat adalah metode di mana populasi dibagi menjadi beberapa strata berdasarkan karakteristik tertentu terlebih dahulu, dan target survei dipilih secara acak dari setiap strata. Misalnya, ketika melakukan survei sikap terhadap 20 siswa di sekolah menengah atas dengan rasio pria-wanita 7:3, secara acak memilih 14 anak laki-laki dan 6 anak perempuan, masing-masing.
Pengambilan sampel berstrata dicirikan oleh fakta bahwa hal itu mencerminkan karakteristik setiap strata, sehingga mengurangi kesalahan estimasi, tetapi juga oleh fakta bahwa sifat populasi harus diketahui sebelumnya.
Pengambilan sampel klaster
Pengambilan sampel klaster adalah metode pengambilan sampel di mana populasi dibagi menjadi beberapa cluster, dan semua survei dilakukan dalam cluster yang dipilih secara random sampling. Misalnya, ketika mensurvei tinggi rata-rata siswa SMA, sekolah menengah dianggap sebagai satu cluster, dan 20 sekolah menengah dipilih secara acak dari seluruh negeri untuk mengukur tinggi semua siswa yang menghadiri 20 sekolah tersebut.
Salah satu karakteristik cluster sampling adalah bahwa meskipun menghemat waktu dan tenaga dalam melakukan survei karena ekstraksi dimungkinkan dengan pengetahuan tentang informasi cluster, target survei dalam cluster cenderung memiliki karakteristik yang sama, dan sampel lebih cenderung bias.
Pengambilan sampel multi-tahap
Pengambilan sampel multi-tahap adalah metode pengambilan sampel multi-tahap dari suatu populasi. Misalnya, ketika mensurvei rumah tangga di seluruh Jepang, pertama-tama 30 kotamadya dipilih secara acak dari seluruh negara (tahap pertama), kemudian 5 distrik dipilih secara acak di dalam kotamadya tersebut (tahap kedua), dan kemudian 20 rumah tangga dipilih secara acak di dalam distrik tersebut (tahap ketiga).
Salah satu karakteristik pengambilan sampel multi-tahap adalah, meskipun lebih efisien untuk mengambil sampel, namun lebih mungkin menghasilkan sampel yang bias ketika ukuran sampel kecil.