Apa itu Rapport
Rapport adalah hubungan yang ditandai oleh saling pengertian atau empati yang memungkinkan orang-orang berkomunikasi dengan lancar. Ini mengacu pada hubungan saling kepercayaan yang melampaui komunikasi yang sekadar permukaan dan menembus pikiran bawah sadar. Keadaan saling pengertian dan kepercayaan ini dapat membantu menciptakan perasaan positif sebagai sekutu, kenyamanan, dan afinitas, yang menghasilkan dinamika komunikasi yang produktif dan saling menguntungkan. Karakteristik hubungan ini termasuk persepsi bahwa pihak lain memahami, mendengar, dan melihat oleh pihak lain.
Membangun rapport adalah bagian penting dari komunikasi yang efektif dalam konteks apa pun. Ini adalah komponen penting dalam membangun hubungan yang bermakna dan efektif, baik dalam lingkungan profesional maupun kehidupan pribadi. Rapport yang kuat dapat mengarah pada komunikasi yang lebih terbuka, kerjasama, dan empati, yang membantu menciptakan dialog yang konstruktif dan efektif yang menguntungkan kedua belah pihak yang terlibat.
Membangun Rapport
Membangun rapport, aspek penting dari komunikasi yang efektif, sangat bergantung pada keterampilan dan konsep yang dikenal sebagai 'pacing.'
Pacing: Landasan Komunikasi
Pacing adalah alat komunikasi yang kuat yang dapat membantu Anda membangun rapport. Ini adalah seni meniru dengan halus perilaku verbal dan nonverbal orang lain untuk menciptakan rasa keakraban dan kesamaan.
Bayangkan Anda sedang berbicara dengan seseorang, dan Anda dengan sadar berusaha untuk menyelaraskan tindakan Anda dengan mereka. Anda meniru gerakan mereka, mencerminkan irama bicara mereka, dan bahkan menggunakan frasa yang mereka sukai. Ketika ini dilakukan dengan halus dan alami, orang lain secara bawah sadar akan menganggap Anda mirip dengan mereka, mempromosikan rasa keakraban dan kenyamanan yang melekat.
Ini dapat dipahami dalam konteks Hukum Kesamaan - sebuah prinsip psikologis yang menyarankan bahwa individu cenderung lebih responsif terhadap orang-orang yang mereka anggap serupa dengan diri mereka sendiri. Selain itu, kecenderungan ini bukan hanya psikologis; itu bersifat primitif. Dari sudut pandang evolusi, nenek moyang kita lebih mungkin mempersepsikan kesamaan sebagai keamanan dan perbedaan sebagai ancaman potensial.
Kerangka Komunikasi Tiga Tahap
Membangun rapport bukanlah peristiwa terisolasi; itu merupakan bagian dari kerangka komunikasi yang lebih besar, yang dapat dibagi menjadi tiga tahap:
-
Pacing
Tahap ini adalah tentang memahami dan mencerminkan komunikasi verbal dan nonverbal orang lain untuk menyelaraskan diri Anda dengan irama mereka dan menciptakan ruang bersama. -
Rapport
Setelah pacing telah membantu menjembatani kesenjangan antara Anda dan orang lain, rapport terbentuk secara alami. Ini adalah titik pusat kepercayaan, kenyamanan, dan pemahaman bersama, di mana kedua belah pihak lebih responsif terhadap pemikiran dan ide satu sama lain. -
Leading
Setelah rapport yang solid terjalin, Anda dapat dengan lembut membimbing percakapan menuju hasil yang diinginkan, baik itu pemecahan masalah, negosiasi, atau hanya memperdalam hubungan.
Dengan memahami tahapan ini dan mengenali di mana Anda berada dalam kerangka ini, Anda akan memiliki gambaran yang lebih jelas tentang cara menghadapi interaksi Anda dan menyesuaikan strategi komunikasi Anda. Proses ini tidak hanya memungkinkan Anda membangun rapport secara efektif, tetapi juga membuka jalan untuk percakapan yang lebih bermakna dan produktif.
Teknik Pacing
Konsep pacing merupakan bagian integral dari komunikasi yang berhasil, terutama dalam membangun rapport. Untuk memahami lebih dalam tentang seni pacing, mari fokus pada tiga teknik inti: mirroring, matching, dan backtracking.
Mirroring: Mencerminkan Informasi Visual
Mirroring adalah metode nonverbal yang efektif yang membantu menciptakan perasaan koneksi langsung dengan orang lain. Teknik ini melibatkan mencerminkan dengan halus postur, gerakan, dan bahkan pola pernapasan orang lain. Tujuannya adalah membuat mereka secara bawah sadar menganggap Anda serupa dengan mereka, yang pada gilirannya menciptakan perasaan kepercayaan dan afinitas.
Perhatikan berbagai aspek berikut saat melakukan mirroring:
-
Ekspresi wajah dan posisi kepala
Apakah kepala orang lain condong atau lurus, menyesuaikan posisi ini dapat membantu menciptakan gambaran yang serupa. Perhatikan ekspresi wajah mereka, dari sudut mulut hingga kecerahan mata mereka. Beberapa profesional bahkan sampai ke tingkat meniru pola kedipan mata lawan bicara mereka. -
Tubuh bagian atas
Meniru postur keseluruhan orang lain - apakah mereka duduk tegak atau condong, dengan lengan terlipat atau tangan bersatu. -
Tubuh bagian bawah
Amati apakah mereka melipat kaki atau tidak, dan ikuti. -
Pernapasan
Perhatikan pola pernapasan mereka - apakah mereka bernapas dari dada atau perut, apakah napas mereka dangkal atau dalam.
Penting untuk dicatat bahwa mirroring tidak boleh dilakukan secara langsung dan terlalu jelas; ini bukan tentang meniru orang lain secara terang-terangan. Waktu yang tepat adalah kunci - cerminan tindakan mereka dengan penundaan yang halus untuk menghindari kesan tidak tulus.
Matching: Menyesuaikan Informasi Auditori
Matching adalah teknik pacing berharga lainnya, terutama berfokus pada aspek auditori komunikasi. Ini melibatkan menyesuaikan kualitas vokal Anda dengan orang lain. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan saat melakukan matching termasuk:
-
Tone
Apakah suara mereka tinggi atau rendah? Sesuaikan nada Anda sesuai dengan tanda-tanda mereka. -
Kecepatan
Apakah mereka berbicara dengan cepat atau lambat? Sesuaikan kecepatan berbicara Anda dengan mereka. -
Volume
Apakah mereka berbicara dengan keras atau lembut? Sesuaikan volume suara Anda dengan mereka. -
Irama
Selaraskan irama bicara Anda dengan mereka.
Di luar kualitas auditori dasar ini, matching juga dapat melibatkan penyesuaian dengan suasana hati, energi, atau atmosfer umum yang ditunjukkan oleh orang tersebut.
Backtracking: Mengulangi Informasi Verbal
Backtracking, sering disebut sebagai "parroting" dalam dunia konseling, adalah teknik mendengarkan yang melibatkan mengulangi kata-kata orang lain. Ini adalah cara sederhana namun efektif untuk menunjukkan kepada lawan bicara Anda bahwa Anda mendengarkan dengan aktif, yang menciptakan rasa dipahami dan dihargai.
Pertimbangkan contoh berikut:
Mereka: Saya baru-baru ini pergi ke Bali setelah sekian lama.
Anda: Wow, Anda pergi ke Bali baru-baru ini.
Titik penting di sini adalah menggunakan kata-kata orang lain dengan tepat. Melakukan hal ini memberikan jaminan kepada mereka bahwa mereka didengar, yang menciptakan kepercayaan dan kenyamanan dalam percakapan.