Traffine I/O

Bahasa Indonesia

2022-04-03

Independence of Irrelevant Alternatives (IIA)

What is IIA

Independence of Irrelevant Alternatives (IIA) adalah konsep penting dalam pengambilan keputusan yang berasal dari bidang ekonomi, ilmu sosial, dan psikologi matematika. IIA mengacu pada prinsip bahwa preferensi relatif antara dua alternatif harus konsisten dan tidak terpengaruh oleh pengenalan atau penghapusan opsi lain yang tidak relevan. Konsep ini memiliki implikasi yang luas untuk memahami proses pengambilan keputusan manusia serta untuk merancang sistem, kebijakan, dan pasar.

Dasar Teoritis IIA

Teorema Ketidakmungkinan Arrow

Teorema Ketidakmungkinan Kenneth Arrow, juga dikenal sebagai paradoks Arrow, merupakan dasar teori pilihan sosial. Pada tahun 1951, Arrow menunjukkan bahwa tidak ada sistem pemilihan yang dapat secara bersamaan memenuhi serangkaian prinsip demokratis yang masuk akal, termasuk kondisi IIA. Teoremnya didasarkan pada aksioma berikut:

  • Domain Tidak Terbatas
    Sistem pemilihan harus dapat menangani setiap kemungkinan himpunan preferensi individu.

  • Non-Diktatorship
    Tidak ada individu tunggal yang dapat menentukan hasil dari pemungutan suara.

  • Efisiensi Pareto
    Jika setiap individu lebih memilih alternatif A daripada alternatif B, maka kelompok juga harus lebih memilih A daripada B.

  • IIA
    Preferensi kelompok antara A dan B harus tergantung hanya pada preferensi individu antara A dan B, dan tidak pada keberadaan atau ketidakhadiran alternatif lain.

Teorema Ketidakmungkinan Arrow membuktikan bahwa tidak mungkin merancang sistem pemilihan yang secara bersamaan memenuhi semua empat aksioma ini. Hasil ini memiliki implikasi penting untuk merancang dan mengevaluasi proses pengambilan keputusan demokratis.

Aksioma Pilihan Luce

Aksioma Pilihan R. Duncan Luce, yang diperkenalkan pada tahun 1959, menyediakan kerangka matematika untuk memahami pengambilan keputusan individu yang mencakup prinsip IIA. Aksioma Luce menyatakan bahwa probabilitas individu memilih alternatif tertentu dari himpunan tertentu sebanding dengan nilai subjektif yang diberikan pada alternatif tersebut, independen dari keberadaan atau ketidakhadiran alternatif lain.

Secara matematis, Aksioma Pilihan Luce dapat diungkapkan sebagai berikut:

P(A|A, B) = \frac{V(A)}{V(A) + V(B)}

di mana P(A|A, B) adalah probabilitas memilih alternatif A dari himpunan {A, B}, dan V(A) dan V(B) mewakili nilai subjektif dari alternatif A dan B, secara berturut-turut.

Menurut Aksioma Luce, prinsip IIA berlaku karena probabilitas memilih satu alternatif daripada yang lain tergantung hanya pada nilai relatif dari kedua alternatif tersebut dan tidak pada opsi lain yang tersedia. Aksioma ini menyediakan dasar untuk pengembangan model yang memprediksi dan menjelaskan perilaku pemilihan individu, seperti model logit yang banyak digunakan.

Asumsi IIA

Prinsip IIA didasarkan pada asumsi bahwa pengambil keputusan menunjukkan rasionalitas dan konsistensi dalam perilaku pilihannya. Dengan kata lain, individu diharapkan memiliki preferensi yang terdefinisi dengan baik dan membuat pilihan yang konsisten dengan preferensi tersebut. Namun, bukti empiris telah menunjukkan bahwa pengambilan keputusan manusia sering kali tidak sesuai dengan asumsi yang ideal ini.

Banyak studi telah mendokumentasikan pelanggaran sistematis terhadap prinsip IIA dalam berbagai konteks, seperti pemilihan konsumen, pengambilan keputusan politik, dan pengambilan keputusan medis. Pelanggaran ini dapat diatribusikan kepada keterbatasan kognitif, faktor emosional, dan pengaruh sosial yang memengaruhi proses pengambilan keputusan.

Aplikasi IIA dalam Ekonomi dan Ilmu Sosial

Model Logit

Salah satu aplikasi IIA yang paling signifikan adalah dalam pengembangan model logit, yang banyak digunakan untuk menganalisis data pilihan diskrit dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, pemasaran, transportasi, dan kebijakan publik. Model logit didasarkan pada asumsi maksimalisasi utilitas acak dan IIA, memungkinkan peneliti untuk memperkirakan probabilitas individu memilih alternatif tertentu dari himpunan opsi yang tersedia.

Model logit multinomial, misalnya, digunakan untuk menganalisis pilihan di antara beberapa alternatif. Model ini mengasumsikan bahwa setiap alternatif memiliki utilitas yang terkait dengan karakteristik alternatif dan preferensi individu. Probabilitas individu memilih alternatif tertentu sebanding dengan eksponensial utilitas alternatif tersebut, mengikuti prinsip IIA.

Model logit telah berhasil diterapkan dalam berbagai konteks pengambilan keputusan, seperti pemilihan konsumen, moda transportasi, dan partisipasi pasar tenaga kerja, di antara lain. Model ini telah terbukti menjadi alat yang sangat berharga untuk memahami dan memprediksi perilaku pemilihan dalam berbagai pengaturan.

Voting Systems and Social Choice Theory

The IIA principle has a crucial role in the study of voting systems and social choice theory. Arrow's Impossibility Theorem demonstrates that no voting system can simultaneously satisfy a set of reasonable democratic principles, including the IIA condition. This result has profound implications for the evaluation of electoral outcomes and the design of voting procedures.

Understanding the consequences of the IIA principle in the context of voting systems helps researchers identify potential biases and inconsistencies in electoral outcomes. For example, the IIA principle can be used to evaluate the fairness of various voting systems, such as plurality voting, instant-runoff voting, and the Borda count. By assessing the extent to which these systems satisfy the IIA condition, researchers can identify potential improvements and propose alternative voting procedures that better adhere to democratic ideals.

Sistem Pemilihan dan Teori Pilihan Sosial

Prinsip IIA memiliki peran penting dalam studi tentang sistem pemilihan dan teori pilihan sosial. Teorema Ketidakmungkinan Arrow menunjukkan bahwa tidak ada sistem pemilihan yang dapat secara bersamaan memenuhi serangkaian prinsip demokratis yang masuk akal, termasuk kondisi IIA. Hasil ini memiliki implikasi yang mendalam untuk evaluasi hasil pemilihan dan perancangan prosedur pemungutan suara.

Memahami konsekuensi prinsip IIA dalam konteks sistem pemilihan membantu peneliti mengidentifikasi bias dan inkonsistensi potensial dalam hasil pemilihan. Misalnya, prinsip IIA dapat digunakan untuk mengevaluasi keadilan dari berbagai sistem pemilihan, seperti pemilihan mayoritas, pemilihan instan-runoff, dan perhitungan Borda. Dengan menilai sejauh mana sistem-sistem ini memenuhi kondisi IIA, peneliti dapat mengidentifikasi perbaikan potensial dan mengusulkan prosedur pemungutan suara alternatif yang lebih memenuhi prinsip demokratis.

Penelitian Pasar dan Perilaku Konsumen

Dalam penelitian pasar dan perilaku konsumen, prinsip IIA berfungsi sebagai patokan untuk memahami bagaimana orang membuat pilihan di antara beberapa opsi. Dengan mengasumsikan bahwa preferensi konsumen konsisten dan independen dari alternatif yang tidak relevan, peneliti dapat mengembangkan model untuk memprediksi pilihan konsumen dan menginformasikan strategi pemasaran.

Namun, bukti empiris menunjukkan bahwa konsumen sering melanggar prinsip IIA karena berbagai bias kognitif dan heuristik. Memahami pelanggaran-pelanggaran ini dari IIA dapat membantu peneliti mengembangkan model yang lebih akurat dari perilaku konsumen dan memungkinkan pemasar untuk merancang strategi yang lebih efektif untuk mempengaruhi keputusan konsumen.

IIA dalam Pengambilan Keputusan dan Ekonomi Perilaku

Heuristik dan Bias

Studi tentang IIA telah berkontribusi pada pemahaman kita tentang pengambilan keputusan manusia dan pengembangan ekonomi perilaku, sebuah bidang yang mengintegrasikan wawasan dari psikologi dan ekonomi. Ekonomi perilaku mengakui bahwa manusia sering mengandalkan heuristik, atau jalan pintas mental, untuk menyederhanakan tugas pengambilan keputusan yang kompleks. Meskipun heuristik ini dapat efisien, mereka juga dapat menyebabkan bias sistematis dan pelanggaran dari prinsip IIA.

Beberapa heuristik dan bias yang paling menonjol yang mempengaruhi pengambilan keputusan dan melanggar prinsip IIA adalah:

  • Ancoring
    Individu cenderung sangat bergantung pada informasi awal (anchor) saat membuat keputusan, yang dapat memiringkan penilaian dan pilihan mereka selanjutnya.

  • Aversion terhadap Kerugian
    Orang sering menunjukkan preferensi yang lebih kuat untuk menghindari kerugian daripada untuk memperoleh keuntungan, yang dapat mempengaruhi pilihan mereka antara berbagai alternatif.

  • Status Quo Bias
    Individu memiliki kecenderungan untuk menyukai situasi saat ini dan menolak perubahan, yang menyebabkan pilihan yang menjaga status quo.

Memahami heuristik dan bias ini tidak hanya membantu menjelaskan pelanggaran dari prinsip IIA tetapi juga memberikan wawasan tentang proses kognitif yang mendasari pengambilan keputusan. Pengetahuan ini dapat membantu merancang intervensi yang memperhitungkan pelanggaran dari rasionalitas dan meningkatkan kesejahteraan keseluruhan.

Implikasi untuk Kebijakan Publik

Wawasan yang diperoleh dari kajian IIA dan pelanggarannya dalam pengambilan keputusan memiliki implikasi yang signifikan untuk kebijakan publik. Dengan mengakui keterbatasan dari prinsip IIA dan memahami heuristik dan bias yang menyebabkan pelanggarannya, pembuat kebijakan dapat merancang intervensi dan kebijakan yang lebih efektif yang memperhitungkan perilaku manusia.

Misalnya, pemahaman tentang efek daya tarik dapat membantu merancang label produk dan kemasan untuk mempromosikan pilihan yang lebih sehat. Demikian pula, kesadaran akan efek kompromi dapat membimbing struktur opsi dalam keputusan kebijakan publik, seperti rencana tabungan pensiun atau rencana perawatan kesehatan, untuk mendorong pilihan yang lebih optimal.

Selain itu, bidang ekonomi perilaku telah memberikan lahirnya "pendorong" – intervensi yang halus yang mengarahkan individu ke arah pilihan yang lebih baik tanpa membatasi kebebasan pilihannya. Pendorong dapat digunakan untuk mengatasi pelanggaran dari prinsip IIA dengan memanfaatkan heuristik dan bias untuk mempromosikan perilaku yang meningkatkan kesejahteraan. Contoh pendorong yang berhasil mencakup pendaftaran otomatis dalam rencana pensiun, opsi default untuk sumbangan organ, dan menampilkan pilihan makanan sehat dengan menonjol di kantin.

Ryusei Kakujo

researchgatelinkedingithub

Focusing on data science for mobility

Bench Press 100kg!