Apa itu Test-Driven Development (TDD)

Test-Driven Development (TDD) adalah metodologi pengembangan perangkat lunak yang menekankan untuk menulis tes terlebih dahulu sebelum menulis kode program yang sebenarnya. Tujuan utama dari TDD adalah untuk memastikan bahwa kode sesuai dengan persyaratan dan bebas dari kecacatan. Metodologi ini didasarkan pada gagasan bahwa jika kita memiliki rangkaian tes yang komprehensif, maka kita dapat lebih yakin tentang kualitas kode, menghasilkan lebih sedikit bug, pemeliharaan yang lebih mudah, dan siklus pengembangan yang lebih cepat.

TDD adalah pendekatan yang bersifat iteratif yang mengikuti siklus sederhana: menulis tes, membuat tes berhasil, dan merapikan kode. Siklus ini diulang-ulang sampai mendapatkan fungsionalitas yang diinginkan dan tes digunakan untuk memvalidasi bahwa kode memenuhi persyaratan.

Manfaat TDD

Manfaat dari TDD antara lain:

• Meningkatkan Kualitas Kode
  Dengan menulis tes sebelum menerapkan kode, kita dapat memastikan bahwa kode benar dan memenuhi persyaratan. Hal ini menghasilkan sedikit kecacatan dan produk yang lebih stabil.

• Pengembangan yang Lebih Cepat
  Dengan menangkap kesalahan pada tahap awal dalam proses pengembangan, TDD memungkinkan pengembang untuk memperbaiki masalah lebih cepat, mengarah pada siklus pengembangan yang lebih pendek.

• Pemeliharaan yang Lebih Mudah
  Rangkaian tes yang komprehensif berfungsi sebagai dokumentasi kode, sehingga memudahkan pengembang untuk memahami kode dan melakukan perubahan tanpa memperkenalkan kecacatan baru.

• Kolaborasi yang Lebih Baik
  Rangkaian tes berfungsi sebagai titik temu bagi pengembang, tim QA, dan pemangku kepentingan lainnya, memastikan bahwa semua orang memiliki pemahaman yang sama tentang fungsionalitas dan perilaku yang diharapkan dari kode.

TDD adalah metode pengembangan perangkat lunak yang cocok dengan metodologi pengembangan Agile, seperti Scrum atau Kanban. Tim Agile memprioritaskan perangkat lunak yang berfungsi dan beradaptasi dengan persyaratan yang berubah, menjadikan TDD sebagai alat yang sangat baik untuk memastikan bahwa kode tetap stabil dan berfungsi ketika terjadi perubahan.

Dalam lingkungan Agile, TDD mendorong komunikasi dan kolaborasi antara anggota tim. Pengembang dan tester dapat bekerja sama untuk membuat dan memelihara rangkaian tes, memastikan bahwa semua orang memiliki pemahaman bersama tentang fungsionalitas dan persyaratan kode.

TDD juga mendukung praktik CI/CD, yang sangat penting bagi tim Agile. Dengan mempertahankan rangkaian tes yang komprehensif, tim dapat dengan cepat mengidentifikasi dan memperbaiki masalah saat terjadi, memungkinkan untuk penyebaran fitur dan perbaikan baru yang lebih cepat dan lebih andal.

Siklus Red-Green-Refactor

Alur kerja inti dari TDD sering disebut sebagai siklus "Red-Green-Refactor". Siklus ini mewakili tiga tahap TDD dan menyediakan pendekatan terstruktur untuk mengembangkan fitur baru dan memperbaiki kecacatan. Siklus ini terdiri dari tiga langkah berikut:

5 steps of test-driven development

1. Tahap Red
   Tulis tes yang gagal (mewakili status "merah" dalam rangkaian tes). Tes ini harus dengan jelas mendefinisikan perilaku atau fungsionalitas yang diharapkan dari kode.

2. Tahap Green
   Tulis jumlah kode minimum untuk membuat tes yang gagal berhasil (mengubah status tes menjadi "hijau"). Langkah ini berfokus pada mencapai fungsionalitas yang diinginkan, bahkan jika kode belum dioptimalkan atau elegan.

3. Tahap Refactor
   Tingkatkan desain, keterbacaan, dan kinerja kode tanpa mengubah perilakunya. Rangkaian tes harus tetap berhasil setelah pengubahan, memastikan bahwa fungsionalitas kode tetap konsisten.

Siklus ini diulang-ulang untuk setiap fitur baru atau perbaikan kecacatan, menghasilkan rangkaian tes yang mencakup semua aspek kode dan memberikan keyakinan tentang kebenaran dan keandalannya.

Referensi

https://www.spiceworks.com/tech/devops/articles/what-is-tdd/
https://developer.ibm.com/articles/5-steps-of-test-driven-development/